JATI- Interna UI Juli 2009

Thursday, October 06, 2005

Tracheostomy

tracheostomy is necessary when long-term access to the airway for ventilatory suport or respiratory toilet is required. Tracheostomy is best performed in a fully equiped operating room where adequate lighting, electocautery and suction are available. In emergency case cricothyroidectomy can be performed more quckly and more safely than formal tracheostomy.

Gambar :




Technical points

slight hyperextention of the neck is achieved by placing small roll under the patients shoulder. jika roll mau di tempatkan di leher, butuh rool yang besar dan hati hati dengan hyperextention
Pilih tube yang appropirate dan tes pengembangan balon. Kemudian pasang obturator ke dalam tube, pastikan suction yang seteril tersedia utk suction setelah tracheostomy.

Anatomic points

N prenicus disusun oleh N C3-5 dan pleksus brachialis disusun oleh N C5 s.d T1. Lesi diatas C3 akan berakibat lumpuhnya otot respirasi dan quadriplegia. Extensi pada manuver pertama tracheostomy bisa menyebabkan injury transection pada MS.
Gld thyroid dengan pyramisnya selalu menutupi trachea, dan M SCM terletak lateral dari struktur gld Thyroid. Cartilago cricoid dan thyroid mudah di raba di superior gldthyroid lobus pyramidalis. Os Hyoid mudah ditemukan di superior Crtl. thyoid.

Technical and anatomic points

Palpasi 5 landmarks : protuberantia mentalis, corpus os hyoid, procesus laringeus crtl thyroidea, crtl cricoidea dan incisura jugularis os manubrium sterni. Kesemua landmark itu harus dipastikan agar incisi tidak setinggi supra glotis. Palpasi trache akan membantu utk incisi di garis median.

Technical points
incisi di medial line antara crtl cricoid an uncisura jugulare aman dari injury pada saraf, pembuluh darah dan sedikit bleeding. Tapi transfersal incission lebih bagus ecara kosmetik.
Formal tracheostomy biasanya diantara ring ke dua atau ketiga.
identifikasi platisma kemudian retraksi kelateral.
hati hati vena di area ini : vena jugularis anterior dan externa serta cabangnya. tidak ada nervus motoris dan hanya ujung saraf sensoris.
identifikasi istmus gld thyroid, retraksi istmus cranialy atau caudaly atau pisahkan utk akses segmen trachea di profundalnya. Lebih baik bebaskan dulu perlekatan traceha dan gld thyroid. Putuskan apakah akan membelah istmus atau tidak sebelum undermining. Disarankan hanya retraksi saja, karena dengan blunt disection yang adekwat akan didapat retraksi yang maximal untuk mencapai cartilago traceha 2 dan 3. Kalau ingin memisahkan istmus, pasang dua klem ligasi dan incisi diantara dua klem.
Disecsi pretracheal fascia, dan dapatkan lapangan operasi trachea yang bersih sebelum tracheostomy. langkah selanjutnya adalah menentukan titik incisi pada traceha dengan menghitung dari cartilago cricoid. lakukan incisi transversal diantara cartilago traceha 2 dan 3 kemudain luaskan denga kokher. Ada beberapa yang lebih suka melakukan incisi H atau T shape. Umumya tidak perlu melakukan incisi pada cartilago.
Pasang tracehostomi tube dan setelah yakin tube ada di dalam lumen taraceha baru tekan ke bawah, jangan salah masuk di pretracheal space. kemudian hubungkan dengan canul os dan pastikan dengan suction tidak ada lendir atau darah yang menyumbat tube.
jahit di cartilago no 3 atau di kulit.
Hemostasis.
tracheostomy yang terlalu rendah di bawah ring traceha no 4 ujung tracehostomy akan menekan truncus brachiochepalicus dan incisi yang terlalu rendah akan berbahaya karena vena brachiolchepalica terletak di profundal incisura jugularis.

2 Comments:

Post a Comment



<< Home