Tulisan ini saya buat, setelah saya mengalami sendiri pendidikan spesialis (PPDS), dan merasakan dan mendengar cerita teman2 saya yang sama-sama sekolah di bagian lain.. Sebelumnya tulisan ini terinspirasi tulisan artikel di NEJM : David A. Asch, M.D., M.B.A., Sean Nicholson, Ph.D., and Marko Vujicic, Ph.D.N Engl J Med 2013; 369:1973-1975November 21, 2013 Gelembung ekonomi (economic bubble), gelembung spekulatif, atau gelembung keuangan adalah "perdagangan dalam volume besar dengan harga yang sangat berbeda dengan nilai intrinsiknya".(Dalam kata lain: memperdagangkan produk atau aset dengan harga yang lebih tinggi daripada nilai fundamentalnya.) Gelembung (bubble) digunakan untuk mendeskripsikan harga pasar yang berisi udara dan suatu saat siap meletus. Pasar mencapai bubble didorong oleh spekulasi yang berlebihan. Harga-harga mengalami kenaikan yang dramatis tanpa dukungan dari fundamentalnya yang proporsional. Harga yang membumbung tinggi mencapai puncaknya dan kemudian berbalik arah mengalami kejatuhan secara cepat dan mendadak. Pada periode kejatuhan terjadi perubahan psikologi investor, mereka menjadi panik, putus asa dan ketakutan yang menyebar seperti virus yang menggerogoti investor dalam mengambil keputusan investasi.
Di dalam dunia pendidikan kedokteran.. masuk S1 kedokteran aja ada yg sumbangan ratusan juta rupiah... spp pendidikan yg mahal (terutama pd FK univ swasta dan Fk univ negri tp kelas ekstensi atau kelas internasional). Terkadang nilai sumbangan yg td rasional... mgkn krn profesi dokter dibandang prestige tinggi.. nanti bs kaya dll(padahal utk dokter umum gaJi cm berapa..utk mencapai BEP atau balik modal..saya kira susah). Klo kita menilai secara ekonomi..maka apa yg tjd di dunia pendidikan kedokteran ini sudah seperti economic buble.. sumbangan mahal tdk rasional...akan ada saatnya nanti dunia pendidikan dgn sumbangan yg mahal ini akan disadari masyarakat...krn memang tdk rasional..
Di dunia pendidikan spesialis..ada center2 tertentu dan prog studi tertentu yg menarif sumbangan yg mahal dan tdk rasional.. yg memang prodi2 ini biasanya obsgyn atau bedah yg diperkirakan memang nanti penghasilan tinggi saat bekerja... (ada jg prodi lain spt kulit,dll). Jika dunia pendidikan kedokteran spt ini..efeknya adalah klo sudah lulus yg tjd adalah ingin balik modal..ingin cepat BEP.. apa yg tjd ini efek langsungnya adalah kualitas pelayanan yg dirugikan..biaya kesehatan yg mahal.. pd akhirnya yg ditakutkan adalah tdk sesuainya tindakan medis atau pengobatan sesuai guideline atau standar prosedur.. bs tjd malpraktek dll.. (semoga ini tdk terjadi).
Wajar jika ada dokter yg tdk setuju BPJS dgn tarif murah.. krn memang apa yg mereka keluarkan saat pendidikan tdk murah..masak skrg mau digaji murah.. jd klo pemerintah ingin kesehatan murah..jaminan kesehatan nasional terjangkau..tolong beresin dulu sistem pendidikan..berikan subsidi..shg pendidikan kedokteran ditanggung pemerrintah dan murah... selama pendidikan masih mahal..ya nggak bs klop dan cocok...
Saya memprediksi suatu saat economic bubble dlm dunia pendidikan kedokteran akan tjd... dimana ada suatu saat masyarakat sadar sumbangan yg mahal dlm pendidikan kedokteran yg tdk rasional..tdk sebanding dgn penghasilan yg didpt kelak..jd ada suatu saat nanti org menghindari mjd profesi dokter.. spt yg tjd di USA dimana org banyK yg g mau jd dokter...shg dokter imigran yg byk ada disana..
Sekian terima kasih
-dr.jati,Sp.PD-