JATI- Interna UI Juli 2009

Saturday, June 23, 2007

3 Hari Untuk Selamanya

Jika "3 hari untuk selamanya" trus apa guna hari2 yang lain?? he3x :)
ups..apa coba maksudnya??!!

enak cuma 3 hari tapi...neraka dan maut resikonya??
Ogah ah...

Mbok ya yang lurus2 aja..!!

Yah memang didunia ini godaan terbesar bagi laki-laki adalah wanita...dengan segala kelebihannya :)

Semoga aku dipertemukan dengan wanita yang baik, yang bersama-sama dapat meraih masa depan yang lebih baik... Amin...

Osteochondroma

I. Definisi
Osteochondroma adalah tumor jinak tulang dengan penampakan adanya penonjolan tulang yang berbatas tegas sebagai eksostosis yang muncul dari metafisis, penonjolan tulang ini ditutupi(diliputi) oleh cartilago hialin. Tumor ini berasal dari komponen tulang (osteosit) dan komponen tulang rawan (chondrosit). Osteokhondroma merupakan tumor jinak tersering kedua (32,5%) dari seluruh tumor jinak tulang dan terutama ditemukan pada remaja yang pertumbuhannya aktif dan pada dewasa muda.

II. Patofisiologi
Tumor terjadi karena pertumbuhan abnormal dari sel-sel tulang (osteosit) dan sel-sel tulang rawan (kondrosit) di metafisis. Pertumbuhan abnormal ini awalnya hanya akan menimbulkan gambaran pembesaran tulang dengan korteks dan spongiosa yang masih utuh. Jika tumor semakin membesar maka akan tampak sebagai benjolan menyerupai bunga kol (cauliflower) dengan komponen osteosit sebagai batangnya dan komponen kondrosit sebagai bunganya. Tumor akan tumbuh dari metafisis, tetapi adanya pertumbuhan tulang yang semakin memanjang maka makin lama tumor akan mengarah ke diafisis tulang. Lokasi osteokondroma biasanya pada metafisis tulang panjang khususnya femur distal, tibia proksimal dan humerus proksimal, dapat juga ditemukan pada tulang scapula dan illium.

III. Gambaran Radiologis
Ada 2 tipe osteokondroma yaitu bertangkai (pedunculated) / narrow base dan tidak bertangkai (sesile) / broad base. Pada tipe pedunculated, pada foto polos tampak penonjolan tulang yang menjauhi sendi dengan korteks dan spongiosa masih normal. Penonjolan ini berbentuk seperti bunga kol (cauliflower) dengan komponen osteosit sebagai tangkai dan komponen kondrosit sebagai bunganya. Densitas penonjolan tulang inhomogen (opaq pada tangkai dan lusen pada bunga). Terkadang tampak adanya kalsifikasi berupa bercak opaq akibat komponen kondral yang mengalami kalsifikasi. Lihat gambar dibawah ini :

a. Solitary benign pedunculated osteochondroma of the femur in a 22-year-old man


b. Benign solitary sessile osteochondroma of the fibula in a 19-year-old man

Appendicitis

I. Definisi
Appendicitis adalah radang/inflamasi pada appendix vermiformis. Appendicitis akut adalah appendicitis dengan onset gejala akut yang memerlukan intervensi bedah dan biasanya ditandai dengan nyeri di kuadran abdomen kanan bawah dan dengan nyeri tekan lokal dan alih, spasme otot yang ada diatasnya, dan hiperestesia kulit. Appendicitis kronik ditandai dengan nyeri abdomen kronik (berlangsung terus menerus) di daerah fossa illiaca dextra, tetapi tidak terlalu parah, dan bersifat continue atau intermittent, nyeri ini terjadi karena lumen appendix mengalami partial obstruksi.

II. Patofisologi
Patofisiologi appendicitis diawali dengan adanya sumbatan dan penyempitan lumen appendiks. Adanya sumbatan ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, termasuk diantaranya : fekolith, hiperplasia jaringan limfoid submukosa, adanya parasit usus, corpua alenium, dan penyakit Crohn. Sekresi mukus dalam lumen appendiks yang terus menerus terjadi menyebabkan lumen appendiks distensi(tekanan intraluminar meningkat). Akibatnya akan memacu terjadinya iskemia jaringan, pertumbuhan bakteri berlebihan, inflamasi/peradangan transmural dan mungkin juga biasa terjadi perforasi. Peradangan mungkin juga bisa cepat menyebar ke peritoneum parietal dan struktur-struktur yang berdekatan.
Pada appendicitis kronis obstruksi lumen bersifat partial, jika obstrukasi partial ini berubah menjadi total maka akan berkembang menjadi appendicitis akut.


III. Gambaran Radiologis

• Rontgen foto polos, tidak spesifik, secara umum tidak cost effective. Kurang dari 5% pasien akan terlihat adanya gambaran opak fekalith yang nampak di kuadran kanan bawah abdomen.


Figure1. Plain radiographic image of the abdomen revealing an appendicolith (arrow) in the right lower quadrant.


•USG : pada kasus appendicitis akut akan nampak adanya : adanya struktur yang aperistaltik, blind-ended, keluar dari dasar caecum. Dinding apendiks nampak jelas, dapat dibedakan, diameter luar lebih dari 6mm, adanya gambaran “target”, adanya appendicolith, adanya timbunan cairan periappendicular, nampak lemak pericecal echogenic prominent.


Figure 2. (Top) Transverse ultrasound image of the right lower quadrant of the abdomen (left view, noncompressed; right view, compressed) revealing a thick-walled, noncompressible tubular structure (an inflamed appendix) with a shadowing appendicolith (arrow), and (bottom) a longitudinal ultrasound image revealing the thick-walled inflamed appendix and appendicolith (arrow) and a small periappendiceal fluid collection.

• CT scan : diameter appendix akan nampak lebih dari 6mm, ada penebalan dinding appendiks, setelah pemberian kontras akan nampak enhancement gambaran dinding appendix. CT scan juga dapat menampakkan gambaran perubahan inflamasi periappendicular, termasuk diantaranya inflammatory fat stranding, phlegmon, free fluid, free air bubbles, abscess, dan adenopathy.


Figure 3. Axial computed tomographic image of an inflamed appendix filled with fluid and an appendicolith (arrow).

• Pada appendicitis kronis, dilakukan pemeriksaan appendicogram. Dimana akan tampak pelebaran/penebalan dinding mukosa appendiks, disertai penyempitan lumen hingga sumbatan usus oleh fekalit. Kontras dapat mengisi lumen (filling), mengisi sebagian (partial filling), dan tidak dapat mengisi (non filling)